Saturday, December 27, 2014

Filled Under: , , ,

MUHAMMAD sebagai Pedagang

Share
Judul:        MUHAMMAD SEBAGAI PEDAGANG
“akhirnya terbongkar juga pelajaran-pelajaran tersembunyi dari sang Khalifah – tentang otak kanan, entrepeneurship dan kekayaan”
Pengarang:    Ippho Santosa – Andalus – Khalifah
Penerbit:    Elex Media Komputindo 2008
Cetakan:    4 – April 2009
Halaman:    110 hal

Setelah membaca buku ini rasanya ndak perlu baca buku Ippho yang lain.... hihihihi. Piss... ah mas Ippho  

Mengapa? Karena menurut saya ini adalah rangkuman dan intisari dari beberapa buku yang telah ditulis sebelumnya oleh mas Ippho, seperti 10 Jurus Terlarang! Kok masih mau bersaing cara biasa?. Selain itu juga sebagai buku branding dari mas Ippho sendiri, selain ada bonus CD musik dari Andalus tentang lagu-lagu nasyid.

Selesai saya membaca buku ini yang teringat pertama kali adalah beberapa e-book Gratis yang saya dapat bila memasukkan nama dan alamat email di suatu website di internet. Tulisan didalamnya yang membuat saya berpikiran seperti itu :

  • Banyak bab yang mengkaitkan tulisan di dalamnya dengan buku karangan penulis yang lainnya sebagai referensi atau rujukan,
  • Branding penulis yang lengkap dengan detil prestasi yang hal-hal lain yang telah dilakukannya pada bagian akhir buku ini,
  • Penawaran kepada beberapa produk yang dijual oleh penulis, bukan hanya buku yang telah dia tulis, namun juga seminar yang dapat diadakannya dan juga bisnis-bisnis penulis lainnya.

Bila kita berkonsentrasi pada isi buku ini maka yang bisa saya dapatkan dari buku ini adalah beberapa hal mendasar tentang alasan penggunaan otak kanan yang dilakukan oleh Muhammad agar menjadi sukses sebagai pedagang.

Hal tersebut adalah :


Pelajaran #1 – Mulailah dengan yang kananOtak kanan adalah tiket untuk berada di posisi terdepan. Itu betul! Kesuksesan itu lebih dari 80% ditentukan oleh otak kanan. Kenapa? Karena hubungan keterikatan yang erat antara EQ [emotional quotient] and SQ [spiritual quotient] ada di otak kanan ini.

Otak kanan adalah hal yang berkaitan dengan emosi, keramahan, keikhlasan, syukur dan pemaknaan hidup. Bisa juga mencuatkan kreativitas, gurauan, penceritaan dan kiasan termasuk mencuatkan imajinasi, visi, intuisi dan sintesis – yang mana semua itu mustahil dibersitkan oleh otak kiri yang lebih bersifat logis, aritmatik, verbal, segmental, fokus, serial (linier) mencari perbedaan dan bergantung waktu. Dunia pendidikan kita yang membuat kita lebih ber’otak’ .

Mulailah dengan visi dan misi (baca: kanan), setelah itu barulah iringi dengan strategi dan taktik (baca: kiri). Niat dulu (baca: kanan), baru amalan (baca: kiri). Gambaran besar dulu (baca: kanan), baru detail (baca: kiri). Begin with the end in mind – istilah Stephen Covey dalam 7 kebiasaan efektifnya. Sejelas itu. Titik.

Pelajaran #2 – Setiap orang adalah pemimpinDalam buku The 100 Michael Hart menobatkan Nabi Muhammad sebagai figur paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut penulis sekurang-kurangnya ada 2 alasan untuk itu yaitu: Sang nabi menerapkan SINTESIS , kedua Sang Nabi menerapkan metode DUPLIKASI.
SINTESIS – ia menerapkan dirinya sebagai seorang generalis dari seorang penggembala, pedagang, panglima perang hingga pemimpin negara; DUPLIKASI – meilih cara-cara ynag sangat alami, sangat manusiawi, bisa diteruskan dan bisa ditiru (duplicabilitiy).

Pelajaran #3 – Berdaganglah Engkau, karena 9 dari 10 bagian kehidupan adalah perdaganganJudul diatas diambil dari wasiat nabi, ringkasnya – jadilah enterpreneur.
Nabi Muhammad adalah seorang enterpreneur. Demikian pula istri dan sahabat-sahabatnya. Islam pun masuk ke tanah air, dibawa oleh para enterpreneur Muslim dari Timur Tengah dan China, yang kebetulan singgah di tanah air.
 

Dengan menjadi enterpreneur kita akan lebih mandiri secara ekonomi dan juga lebih mudah untuk membantu sesama, mencari ilmu dan beribadah. Kita bisa meneladani kemandirian dan enterpreneurship ala Nabi Muhammad.

Pelajaran #4 – Kekayaan tidak membawa Mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWTKenapa judul diatas? Karena kekayaan dapat memudahkan kita dalam beribadah. Sebaliknya, kemiskinan akan dapat mendekatkan kita dengan kekhufuran.
 

Nabi Muhammad adalah seorang milliarder. Buktinya ia bisa memiliki banyak unta perah dan memiliki unta dari jenis yang terbaik (al-qashwa) dan keledai pilihan, hal ini memudahkan perjalanan dan perjuangannya. Wajar kan? Namun ia memilih untuk hidup bersahaja. Nabi melihat kekayaan sebagai alat, bukan sebagai tujuan.

Menurut AA Gym ada 3 tujuan yang sama sekali tidak boleh diabaikan atau dilalaikan oleh manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Ibadah – kepada Allah
  2. Khalifah – bermanfaat bagi sesama
  3. Dakwah – teladan bagi sesama

Pelajaran #5 – Katakanlah kepada Pihak yang engkau ajak berjual beli, tidak boleh menipuDi dalama Al-Quran ada sepenggal kalimat yang berbunyi, “Allah telah menghalalkan jual-beli.” Itu artinya, Allah membolehkan enterpreneurship.  Allah membolehkan marketing.
 

Seorang ulama pernah berpesan “Bukankah dengan kelicikan, anak dan istri kita tidak akan menikmati apa pun dari kita, kecuali harta yang haram? Bukankah dengan kelicikan, orang tua dan saudara-saudara kita tidak bisa membanggakan apa pun dari kita, kecuali menanggung malu? Bukankah dengan kelicikan, kelak ketika mati, kita sama sekali tidak akan membawa apa pun, kecuali menyandang aib?”

Pelajaran #6 – Barang siapa yang merasa bahagia jika dilebihkan umur dan rezekinya. Hendaklah dia bersilaturahim.Orientasi terhadap KEPERCAYAAN – bukan terhadap materi – akan membawa keberkahan. Itulah manfaat vertikalnya. Hebatnya, kepercayaan juga membuahkan manfaat horizontal yakni pengukuhan SILATURAHIM. Istilahnya KEPERCAYAAN dulu, baru SILATURAHIM.

Dalam konteks bisnis customer pun tidak segan-segan untuk membeli ulang (continuous purchase) dan membeli silang (cross purchase) dengan perusahaan yang terpercaya.
Simak pula wasiat dari Robert T.Kiyosaki “Orang kaya mencari dan membangun jaringan, sedangkan orang miskin mencari pekerjaan” Kenapa? Sesuai dengan Hukum Metcalf, nilainya akan menanjak secara eksponensial.

Islam tidak pernah menghalangi entrepreneur untuk mendapatkan rezeki dalam bentuk materi. Itu adalah output akhir, setelah entrepreneur melintasi proses yang menitikberatkan keberkahan, kepercayaan dan silaturahim.

Pelajaran #7 – sampaikan kabar gembira dan jangan menakut-nakutiAnda tentu tahu TRIPOD, yaitu alat menyangga kamera yang terdiri dari tiga buah kaki yang sama panjangnya. Nah, dengan perumpamaan itu maka inti dari pelajaran ini adalah menyeimbangkan tripod itu agar dapat berdiri tegak.

Keseimbangan itu harus tercapai dengan kombinasi antara keberanian [courage], kemahiran [competence] dan kepekaan nurani [conscience]. Tripod kerja ini juga bisa diistilahkan sebagai kerja keras [AQ], kerja cerdas [EQ]dan kerja ikhlas [SQ]. Dengan bertumpu pada tripod kerja ini, maka jadilah kombinasi paripurna antara HAND, HEAD & HEART.

Pelajaran #8 – Karena Tangan di Atas lebih utama dari pada Tangan di BawahSebenarnya setiap kali kita memberi berarti pada saat yang sama kita juga mengeluarkan ‘energi negatif’ dari dalam diri kita dan sekaligus menghimpun ‘energi positif’ dalam diri kita. Hampir semua guru motivasi dunia menyarankan untuk berbagi bila kita ingin kaya.

Jim Rohn – mentor dari Anthony Robbins – berkata “Biasakanlah untuk berbagi dan biasakanlah berbagi dalam jumlah yang lebih” Alasannya? “Itu bukan saja baik bagi orang lain tapi juga baik bagi kita sendiri, akan timbul perasaan seperti di lapangkan.”

Phytagoras – ahli matematika dunia – “ Bila ingin melipat gandakan kebahagiaan, maka bagikanlah “

Robert T.Kiyosaki – “ Bila anda melakukan bisnis yang berguna bagi ribuan orang maka anda akan menjadi jutawan, bila anda bisa melakukannya untuk jutaan orang maka anda akan menjadi milliarder.”

Diatas segalan Allah itu memiliki sifat Yang Maha Memberi Manfaat , masak kita umatnya tidak mengikuti jejak-Nya. Nabi pun pernah berkata “sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang membawa manfaat sebanyak-banyaknya dan berguna bagi sesamanya.”

Pelajaran #9 – Allah tidak akan berbelas kasih kepada seseorang, apabila orang itu tidak mengasihi sesamanya.
Menurut AA Gym, kita sebagai manusia ini tidak disuruh untuk mencari rezeki tapi menjemput rezeki. Apa bedanya? Jelas beda kalo mencari itu belum tentu ada apalagi ketemu, tapi kalo menjemput sudah pasti ada rezekinya. Hanya tinggal bagaimana caranya agar ketemu rezeki itu, karena rezeki itu ada yang dijamin, ada yang digantungkan dan ada rezeki yang dijanjikan.

Dengan alasan diatas maka inti pelajaran terakhir ini adalah “Mencintai Pesaing” – apakah terdengar ideal? – berikut alasan teknisnya :

  • Educating the Customers
  • Gathering the Customers
  • Expanding the Markets
  • Improving self performances
  • Conducting Benchmarking
  • Creating Positive Images

2014 © Movieism
RealMag theme by Templateism